Hikmah Tadarus Alquran di Bulan Ramadhan

Kebiasaan ummat Islam bertadarrus Al Quran dibulan Ramadhan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya dengan malaikat Jibril sesuai dengan hadits berikut,

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling pemurah berbuat kebajikan, terutama di bulan Ramadhan. Karena setiap tahun Jibril selalu menemui beliau tiap-tiap malam, hingga habis bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperdengarkan bacaan Qur’an kepadanya (dan Jibril menyimak). Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi berbuat kebajikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, adalah hal yang lumrah dan semestinya ada di setiap mushollah-mushollah untuk mengadakan kegiatan tadarrus bersama setiap malam bulan Ramadhan, karena bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran. Bulan dimana Allah menurunkan Al Quran.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…..” (QS. Al-Baqarah: 185)

Dewasa ini, pola pikir manusia semakin maju dan perkembangan zaman semakin menunjukkan revolusi yang pesat seringkali membuat manusia disibukkan berbagai aktivitas mengembangkan dirinya dan kehidupannya. Hari-hari mereka disibukkan dengan misi ini itu demi meraih cita-cita mereka. Semua tentang kegiatan dunia. Tak heran jikalau Al Quran, pedoman hidup mereka hanya menjadi hiasan di dalam rumah. Tiada kesempatan dalam sehari untuk membaca dan memahami isi Al Quran. Padahal sudah semestinya pola pikir dan perkembangan zaman yang semakin maju harus dibarengi dengan pemahaman Al Quran yang semakin intensif, mengapa begitu?

Al Quran adalah kitab suci pedoman hidup, bukan sekedar pegangan hidup. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai Khalifah fil Ardh untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai syariat. Sebagai khalifah, manusia tidak dibebani dengan tugas diluar kemampuannya. Namun terkadang manusia sendiri yang memaksakan kemampuannya hingga akhirnya nafsu mengarahkannya kepada hal yang bersifat destructive (menghancurkan) demi tercapainya keinginannya itu. Tentu ini tidak dibenarkan dan disinilah peran Al Quran memberi petunjuk untuk menyadarkan bahwa tingkahnya itu telah melampaui batas dan tidak dibenarkan menurut syariat.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al Baqarah: 286)

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

 “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As-Syuura: 30)

Dewasa ini, bukankah menjadi suatu yang sering kita saksikan di layar televisi, orang-orang yang diberi amanat memimpin Negara menjanjikan ini itu tapi malah menjadi korban pidana dengan berbagai kasus seperti korupsi, Kolusi, nepotisme, Penipuan, dsb? Maksud hati mereka ingin mendapat hidup lebih baik namun kelemahan membatasi kemampuan dirinya untuk melampaui keinginannya itu, hingga nafsu memaksanya menempuh jalan kearah destruction bagi dirinya. Iya, jalan yang menyimpang dari Al Quran. Begitulah, pola pikir dan perkembangan yang tidak dibarengi dengan pemahaman Al Quran. Tidak akan lama untuk menunggu kehancuran.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 87)

Moment Bulan Ramadhan adalah moment terbaik untuk kembali muhasabah diri. Kembali membuka, membaca (tadarrus) dan mengkaji Al Quran untuk refleksi diri. Mengoreksi segala jalan yang telah kita tempuh selama setahun sebelum Ramadhan. Adakah jalan yang menyimpang dari petunjuk Al Quran?

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 1-7)

 

Tersedia berbagai macam Alquran dengan fitur-fitur menarik di toko Nabawi! Semua demi memperkaya khazanah keilmuan anda! Cek koleksinya di etlase Alquran kami!

Butuh perlengkapan haji? Ingat Toko Nabawi!

Password Reset

Please enter your e-mail address. You will receive a new password via e-mail.