Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar? Ini dia Jawabnya!
Lailatul Qadar secara harfiah diartikan sebagai “Malam (Lail) Ketetapan (Qadar).” Sedangkan menurut Maulana Muhammad Zakaryya Al- Kandahlawi dalam sebuah buku berjudul ‘Fadha’ii Ramadhan’ mengartikan Lailatul Qadar sebagai “Suatu malam dimana karunia Allah dengan segala kebaikan serta keberkahan didalamnya.” Al Quran mendefinisikan Lailatul Qadar seperti yang tertulis dalam surah Al Qadar: 1-5,
“Sesungguhnya Aku telah menurunkan Al-Qur'an pada malam lailatul qadar, tahukah kamu, "apa itu Lailatul Qadar", lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (malaikat jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai istilah ini. Ibnu Bathal misalnya, dalam Syarah Shahih al-Bukhari mengatakan “Maksud dari ‘lebih baik dari seribu bulan’ ialah mengerjakan amalan yang diridhai dan disukai Allah SWT di malam tersebut, seperti shalat, do’a, dan sejenisnya, lebih utama dibandingkan beramal selama seribu bulan yang tidak ada lailatul qadhar di dalamnya.”
Sementara Al-Mawardi di dalam kitab tafsirnya An-Nukat wal ‘Uyun memaparkan lebih lengkap tafsiran ulama terkait maksud istilah ‘lebih baik dari seribu bulan.’ Berikut pemaparannya:
Pertama, Al Mawardi mengutip pendapat Ar-Rabi’ yang berpendapat bahwa ‘lailatul qadar lebih baik dari umur seribu bulan.’
Kedua, dengan pendapat Mujahid, ‘beramal di lailatul qadar lebih utama dari beramal seribu bulan di selain lailatul qadar.’
Ketiga, menukil ucapan Qatadah yang berpendapat bahwa, lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan yang tidak terdapat di dalamnya lailatul qadar.
Keempat, melalui pendapat Ibnu Abi Najih dan Mujahid yang mengisahkan sebuah hadits tentang seorang dari Bani Israil sholih yang pernah mengerjakan shalat malam hingga shubuh. Pada waktu paginya, dia berperang sampai sore. Rutinitas ini dilakukannya selama seribu bulan yang membuat iri para sahabat sehingga kemudian Allah SWT mengabarkan bahwa beribadah pada lailatul qadar lebih baik dari amalan yang dilakukan laki-laki tersebut, meskipun selama seribu bulan.
Kelima, ada pula yang berpendapat, beribadah saat lailatul qadar lebih baik dari kekuasan Nabi Sulaiman selama lima ratus bulan dan kekuasaaan Dzul Qarnain selama lima ratus bulan.
Itulah beberapa definisi dan pendapat mengenai makna Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
Dikisahkan bahwa orang yang meraih keutamaan di malam lailatul qadar merasakan manisnya ibadah begitu berbeda dengan hari-hari biasa. Malam itu malam yang sangat tenang. Angin tiada berhembus, hujan tiada berjatuhan, udara tidak panas juga tidak dingin, hawa yang sejuk semakin mendukung kekhusyuan seorang hamba memadu kasih dengan Tuhannya melalui untaian kata-kata manis dalam doa dan syair-syair indah dalam bacaan Al Quran. Malam itu seperti waktu sedang berhenti sejenak. Seluruh makhluq seolah-olah terdiam dari segala aktivitas memberikan kesempatan bagi hamba-hamba yang sholih untuk merasakan sebuah moment dimana ia sendirian yang ‘bergerak (beribadah)’ di hadapan Tuhannya. Iya, malam itu sulit dilukiskan bagi orang-orang biasa.
Lailatul Qadar, malam yang penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Tak heran jikalau setiap muslim yang taat berlomba-lomba untuk meraih kesempatan malam ini dengan menghidupkan malamnya dengan ibadah. Iya, malam itu malam yang istimewa. Hanya datang setahun sekali dan tak ada yang tahu pasti, kapan waktu kedatangannya. Oleh karena itu, senantiasa mereka yang taat menantinya dengan ibadah dan terus ibadah. Namun Rasulullah memberikan isyarat / petunjuk kapan secara pasti datangnya Lailatul Qadar melalui haditsnya yang berbunyi:
“Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari terakhir.” (HR. Bukhari Muslim)
"Barang siapa yang ingin mencarinya (lailatul qadar) hendaklah ia mencarinya pada tujuh malam terakhir (dari bulan Ramadhan).” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang lailatul qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian. Carilah di malam 29, 27, 25.” (HR. Bukhari).
Sabda Rasulullah diatas dibuktikan oleh sahabat Ubay ibn Ka’ab yang berpendapat:
“Demi Allah aku mengetahuinya (lailatul qadar), perkiraan saya yang paling kuat dia jatuh pada malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk bangun malam di dalamnya, yaitu malam dua puluh tujuh.” (HR. Muslim)
Iya, benar sekali. Kesimpulannya sesuai dengan sabda Rasulullah diatas bahwasannya Lailatul Qadar pasti akan turun di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan terutama di malam-malam yang ganjil. Maka ikutilah langkah Rasul kita untuk menyambutnya yakni sesuai dalam hadits berikut:
“Pada 10 hari terakhir (di bulan Ramadhan) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) melebihi hari-hari yang lainnya.” (HR. Muslim)
“Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya. Namun jika telah masuk pada 10 hari yang terakhir beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).” (HR. Ahmad)
“Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan beliau juga membangunkan keluarganya (untuk beribadah).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga kita selalu istiqomah dalam beribadah serta meningkatkan kualitasnya setiap waktu, terlebih di bulan Ramadhan dengan harapan supaya Allah menghendaki kita mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar. Aamiin...
Sahabat Nabawi dimanapun Anda berada, jika anda ataupun saudara anda sedang membutuhkan segala bentuk perlengkapan haji dan materi-materi penunjang ibadah di bulan suci seperti perlengkapan sholat ataupun makanan khas timur tengah seperti kismis, kacang Arab, Air zamzam ataupun kurma, silahkan mampir ke toko oleh oleh haji kami, toko Nabawi. Tersedia segala macam perlengkapan Ibadah Anda!
Butuh perlengkapan haji? Ingat Toko Nabawi!