Kisah Lengkap Sejarah Asal Usul Maqam Ibrahim

Ka’bah dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim as bersama dengan putranya, Nabi Ismail as. Sumber lain mengatakan bahwa Ka’bah pernah dibangun oleh Nabi Adam as, namun telah roboh dan kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim as di tempat yang sama, Wallahu’alam.

Khalilullah Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah itu dengan sepenuh hati. Dibantu dengan anaknya, Nabi Ismail as mengumpulkan bebatuan yang melimpah dan selanjutnya mereka susun sedemikian rupa hingga jadilah Ka’bah dengan tampilan sederhana dengan dua pintu tanpa atap. Lalu Allah menyuruh Nabi Ibrahim AS kepada ummatnya untuk melakukan ibadah Haji. Seruan Allah kepada Nabi Ibrahim ini diabadikan dalam Al Qur’an surah Al Hajj: 27.

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,” (QS. Al-Hajj: 27)

Bangunan Ka’bah yang mereka berdua bangun memiliki dimensi Tinggi 9 Hasta (4,5m) Panjang dari arah timur 32 Hasta (16m), Panjang dari arah barat 31 Hasta (15,5m), panjang dari arah selatan 20 Hasta (10m), dan panjang dari arah selatan 22 Hasta (11m). Dengan ukuran yang extra itu, Nabi Ibrahim as membutuhkan sebuah pijakan yang mampu membawa tubuhnya lebih tinggi untuk menempatkan / menyusun bebatuan Ka’bah. Pijakan itulah yang sampai kini masih ada dan dilindungi oleh pemerintah Arab yang dikenal dengan sebutan ‘Maqam Ibrahim.’

Saat ini, Maqam Ibrahim berada pada jarak kurang lebih 3 meter dari depan Ka’bah. Kondisinya tertutup sebuah kurungan logam berwarna emas. Lokasinya yang berdekatan dengan Ka’bah ini memicu polemik agar ia dipindahkan ke tempat lain dengan alasan kenyamanan para jamaah haji dan umroh saat melakukan Thawaf. Maqam Ibrahim sebenarnya pernah dipindahkan oleh Khalifah Umar Ibn Khottob tepat di bawah Ka’bah menempel pada salah satu permukaan dindingnya. Namun, entah mengapa posisinya sekarang dikembalikan lagi seperti semula.

Maqam Ibrahim ini berbentuk batu biasa dengan bekas pijakan Nabi Ibrahim as. Sumber lain menyebutkan bahwa batu ini mampu membawa Nabi Ibrahim naik dan turun seperti halnya elevator mengikuti kehendak Nabi Ibrahim menyusun batu-batu Ka’bah. wallahu’alam.

Dalam sebuah kitab berjudul Akhbar Makkah, dijelaskan bahwa usai Nabi Ibrahim membangun Ka’bah, batu pijakan Nabi Ibrahim itu kemudian membawa tubuh Nabi Ibrahim lebih tinggi melebihi tingginya pegunungan sekitar untuk menjalankan perintah Allah selanjutnya yakni menyeru ummatnya untuk melakukan Ibadah Haji. Dengan kehendak Allah, seruan Nabi Ibrahim tersebut mampu didengar ummatnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, posisi antara Maqam Ibrahim ini dengan Ka’bah berjarak 3 meter. Area sepanjang 3 meter inilah dalam sebuah hadits disebut dengan nama ‘Multazam.’ Multazam ini merupakan salah satu tempat yang mustajab. Berdoalah di Multazam, niscaya akan dikabulkan.

“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tidak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad)

“Tempat di antara sudut Ka’bah dan Maqam Ibrahim adalah Multazam. Setiap orang sakit yang berdoa di sana pasti akan sembuh.” (HR. Ahmad)

Maqam Ibrahim sendiri juga merupakan salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa. Kita disunnahkan untuk melakukan sholat 2 rakaat di dekatnya sebagai bentuk penghormatan seperti halnya kita melakukan sholat tahiyyatul Masjid untuk menghormati masjid (rumah Allah) yang kita masuki. Ini didasarkan pada firman Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah (125) yang mengatakan,

“Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.”

Asbabun Nuzul (sebab turunnya) ayat diatas berkenaan dengan usul Umar ibn Khottob yang tertulis dalam hadits riwayat Ibnu Abi Hatim dan ‘Amr ibn Maimun yang bersumber dari Umar Ibn Khottob,

‘Umar bin Khaththab ra lewat di maqam Ibrahim AS bersama Rasulullah SAW, dan ia bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita tidak berdiri shalat di tempat shalatnya kekasih Tuhan?" Rasulullah SAW menjawab: "Benar." Kemudian Umar berkata: "Apakah kita tidak jadikan tempat shalat?" Tiada lama kemudian turunlah ayat  (Al Baqarah: 125).’ (Menurut dhahirnya, turunnya ayat ini pada hajjatul wada, yaitu haji terakhir bagi Nabi tahun 10 Hijriyyah atau tahun 633 masehi).

Itulah kisah lengkap sejarah asal usul Maqam Ibrahim berdasarkan berbagai sumber dan riwayat yang ada. Maqam Ibrahim merupakan sebuah batu pijakan biasa. Hendaknya kita tidak terlalu mengkramatkannya, karena itu berpotensi kearah syirik sedang syirik merupakan dosa besar yang tak terampuni dan bisa membatalkan keimanan. Nau’udzubillah mindzaalik.

Semoga kita diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi rumahNya seumur hidup kita. Berdoa bersama dengan lautan manusia yang merindukanNya. Dan bagi anda yang dalam waktu dekat akan berkunjung ke Baitullah, silahkan dicek kembali barang bawaan, perlengkapan anda selama menunaikan Ibadah Haji / Umroh. Silahkan melihat-lihat koleksi produk kami, barangkali ada suatu barang yang terlewatkan dalam daftar barang bawaan Anda. Toko kami menyediakan seluruh perlengkapan ibadah Haji dan Umroh Anda, dari awal keberangkatan, perlengkapan selama menunaikan Ibadah hingga perlengkapan sepulang dari Tanah suci. Silahkan dicek di toko oleh-oleh-haji.com.

Butuh oleh-oleh haji? Ingat Toko Nabawi!

Password Reset

Please enter your e-mail address. You will receive a new password via e-mail.